Minggu, 22 Agustus 2010

Tuberculosis Paru

Tuberkulosis adalah penyakit menular yang ditandai dengan radang kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium tuberculosae dan ditandai dengan pembentukan tuberkel-tuberkel dan kaseasi jaringan-jaringan. Tuberkulosis dikendalikan oleh respon imunitas perantara sel. Sel efektornya adalah makrofag, sedangkan limfosit (biasanya sel T) adalah sel imunoresponsifnya. Tipe imunitas seperti ini biasanya lokal, melibatkan makrofag yang diaktifkan di tempat infeksi oleh limfosit dan limfokinnya. Respon ini disebut sebagai reaksi hipersensitifitas tipe lambat.3,6,7
TB ekstra paru yakni TB dimana pasien memiliki kelainan histologis atau dengan gambaran klinis sesuai dengan TB aktif atau pasien dengan satu sediaan dari organ ekstra parunya menunjukkan hasil bakteri M. tuberculosae.3
Tuberkulosis abdomen merupakan tuberkulosis ekstra paru yang termasuk dalam kondisi pausibasiler dan memiliki hasil  pewarnaan dan kultur yang positif mungkin saja rendah (30-50%).

Osteoartritis (OA)

Osteoartritis (OA) merupakan jenis artritis yang paling sering dijumpai baik di Indonesia maupun di seluruh dunia. Pasien OA mempunyai keluhan nyeri sendi yang khas yaitu nyeri yang bertambah berat pada waktu menopang berat badan atau waktu aktivitas, yang membaik bila diistirahatkan, selain itu pasien mengeluh pula rasa kaku pagi singkat serta rasa pegal bila sendi lama diistirahatkan. Pada pemeriksaan fisis selalu ditemukan nyeri tekan, pembengkakan tulang (bony enlargement) , krepitasi dengan/tanpa keterbatasan gerak sendi. Berbeda dengan artritis reumatoid atau jenis artritis lainnya maka bila ada inflamasi biasanya ringan dan terlokalisir pada sendi tersebut. Penyebab OA hingga saat ini belum dikertahui secara pasti, walaupun demikian diketahui keterlibatan beberapa faktor penting pada patogenesis OA, seperti tekanan biomekanik pada rawan sendi dan tulang subkondral, perubahan biomekanik pada rawan sendi artikular/membran sinovia serta faktor genetik.(3)


Download File Lengkapnya

anatomi pleura dan efusi pleura

Efusi pleura adalah suatu keadaan dimana terdapat penumpukan cairan dalam rongga pleura.1 Akumulasi cairan dalam jumlah yang berlebihan dalam rongga pleura sering merupakan suatu manifestasi dari penyakit thorax, jantung atau paru-paru, dan kadang-kadang menjadi tanda pertama dari beberapa penyakit sistemik penting lainnya.4 Efusi pleura bukanlah suatu disease entity tapi suatu gejala penyakit yang serius, dan ketika efusi menghasilkan gambaran klinis minimal hal itu harus tetap dipertimbangkan sebagai suatu tanda kelainan yang mengancam jiwa.1
            Pada pemeriksaan fisik akan ditemukan: fremitus yang menurun, perkusi yang pekak, tanda-tanda pendorongan mediastinum, suara napas yang menghilang pada auskultasi.1


anatomi kornea, ulcus cornea



Ulkus kornea sentral dapat disebabkan oleh pseudomonas, streptococcus, pneumonia, virus, jamur, dan alergi. Pengobatan ulkus kornea secara umum adalah dengan pemberian antibiotika  yang sesuai dan sikloplegik.  Pembentukan parut akibat ulserasi kornea adalah penyebab utama kebutaan dan gangguan penglihatan di seluruh dunia. Kebanyakan gangguan penglihatan ini dapat dicegah, namun hanya bila diagnosis penyebabnya ditetapkan secara dini dan diobati secara memadai. Ulserasi supuratif sentral dahulu hanya disebabkan oleh S pneumonia. Tetapi akhir-akhir ini sebagai akibat luasnya penggunaan obat-obat sistemik dan lokal (sekurang-kurangnya di negara-negara maju), bakteri, fungi, dan virus opurtunistik cenderung lebih banyak menjadi penyebab ulkus kornea daripada S pneumonia.


Patofisiologi resistensi insulin


Sindroma Metabolik atau dikenal sebagai Sindrom Resistensi Insulin atau Sindroma X merupakan kumpulan dari faktor-faktor risiko yang bertanggung jawab terhadap kebanyakan kematian karena penyakit kardiovaskular di antara pasien gemuk dan, juga penderita diabetes melitus tipe 2. Perbedaan distribusi lemak dihubungkan dengan profil metabolisme yang telah ditulis dalam literatur kesehatan sejak 50 tahun yang lalu. Gerard Reaven dari Universitas Stanford pada 1988 menyebutnya sindrom X, yang ternyata diketahui berhubungan erat dengan gaya hidup seseorang.[1]
 Sebuah laporan dari National Cholesterol Education Program–Adult Treatment Panel (NCEP–ATP III) mengidentifikasi sindrom metabolik sebagai faktor risiko untuk penyakit kardiovaskular dan dianggap sebagai indikasi adanya modifikasi gaya hidup yang intensif.2
Resistensi insulin didefinisikan sebagai kondisi klinis dengan kemunduran potensi insulin baik endogen maupun eksogen untuk meningkatkan pengambilan glukosa dan penggunaan glukosa oleh sel-sel tubuh.3 Resistensi insulin berarti ketidaksanggupan insulin memberi efek biologik yang normal pada kadar gula darah tertentu. Dikatakan resisten insulin bila dibutuhkan kadar insulin yang lebih banyak untuk mencapai kadar glukosa darah yang normal.